Bonsai: konsep dan makna seni kuno
![Bonsai: konsep dan makna seni kuno](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0.jpg)
Daftar Isi
Bonsai adalah seni kuno yang merepresentasikan pohon dalam kondisi dewasa dalam bentuk yang diperkecil, dikontrol dengan berbagai teknik sesuai dengan prinsip-prinsip estetika.
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0.jpg)
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0.jpg)
Kata Bonsai dalam bahasa Jepang
Kata bonsai dalam bahasa Jepang terdiri dari dua karakter "kanji" Dalam arti luas, secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "tanaman dalam pot" .
Namun, terjemahan ini harus memiliki pemahaman yang melekat pada pemodelan (atau transformasi) tanaman di dalam pot, tergantung pada kapasitas teknis, keterampilan dan pengetahuan masing-masing bonsaiis.
Bonsai tidak pernah selesai, tidak seperti seni lainnya, yang menunjukkan kekuatan performatifnya. Bonsai adalah seni yang hidup. Berlawanan dengan apa yang sering dipikirkan, Bonsai bukanlah pohon kerdil atau pohon yang diubah secara genetik.
Bonsai adalah pohon atau semak biasa, tetapi ukurannya dibatasi dengan disimpan dalam pot yang rendah dan dangkal, dan pemangkasan yang sering dilakukan menyebabkan daun-daunnya mengecil.
Dengan demikian, bonsai adalah seni merepresentasikan pohon dalam kondisi dewasa dalam bentuk yang diperkecil. Karena bonsai ditanam dalam pot yang dangkal, maka mengontrol kecepatan pertumbuhan akar, cabang dan daun menjadi lebih mudah.
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0-1.jpg)
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0-1.jpg)
Tujuan utama dari Bonsai adalah untuk merepresentasikan dalam bentuk kecil sebuah pohon dalam ukuran aslinya.
Untuk itu, berbagai teknik digunakan mengikuti prinsip-prinsip estetika yang awalnya disusun oleh orang Jepang, yang biasanya disebut sebagai "aturan bonsai" .
Konteks sejarah dan budaya
Tidak jelas mengapa mereka mulai menanam pohon dalam pot dan membentuknya.
Menurut para sejarawan, ada banyak referensi tentang tanaman yang ditempatkan dalam pot di Mesir untuk alasan pengobatan dan dekoratif.
Referensi pertama tentang apa yang bisa disebut bonsai, untuk alasan estetika, muncul dalam Cina selama Dinasti Tang (618-907), di mana lanskap miniatur dibuat dengan pepohonan, yang disebut hari ini penjing .
Mungkin muncul di Jepang selama periode Heian (794-1185), ketika para biksu Jepang dikirim ke Tiongkok untuk mempelajari seni, bahasa, sastra, hukum, dan agama Buddha.
Sebagai akibatnya, orang Jepang pada akhirnya membawa seni bonsai dan di Jepang lah seni bonsai disempurnakan dan dikembangkan.
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0-2.jpg)
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0-2.jpg)
Bonsai, seperti yang kita kenal sekarang, memisahkan diri dari penjing.
O penjing berdasarkan lanskap miniatur Tiongkok, tidak mengikuti banyak aturan Bonsai Jepang.
Bonsai, sebagai seni oriental, terkait dengan Buddhisme Zen, yang menarik bagi keseimbangan mental dan membangkitkan imajinasi. Di kancah barat, Bonsai mulai menjadi populer pada akhir Perang Dunia II.
Di Portugal, meskipun beberapa penggemar telah menanam bonsai selama sekitar 20-25 tahun, seni ini mulai menjadi populer dengan adanya film Karate Kid.
Gaya Jepang
Orang Jepang mengelompokkan gaya dengan mempertimbangkan kriteria yang berbeda seperti bentuk batang, penampilan akar, keberadaan beberapa batang, dan lain-lain.
Lihat juga: Buah terbaik bulan ini: BlackberryThe "aturan bonsai" yang sering menjadi bahan perbincangan di antara mereka yang mempraktikkan Bonsai didasarkan pada prinsip-prinsip estetika yang disusun di Jepang dan saat ini menjadi referensi untuk praktik Bonsai.
Gaya Jepang sangat penting, terutama pada tahap pertama mempelajari seni ini.
Lihat juga: Heathers: bunga yang sangat diperlukan di musim gugurPenting juga untuk dicatat bahwa pohon dapat memiliki lebih dari sekadar gaya dan bahwa desain gaya harus diperhitungkan sebagai prinsip estetika yang memandu karya yang akan dikembangkan.
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0-3.jpg)
![](/wp-content/uploads/ornamentais/4019/h82kool2w0-3.jpg)
- Chokkan - Lurus formal: Batangnya lurus dan vegetasinya asimetris.
- Moyogi - Kanan informal: Batang dengan lekukan, puncak terletak pada orientasi yang sama dengan akar.
- Shakan - Miring: Batangnya lurus atau melengkung dan condong ke satu sisi.
- Hokidachi - Sapu: Gaya yang paling umum di alam, pada pohon-pohon yang gugur dan hijau, misalnya pohon ek, pohon linden, dan lain-lain.
- Han-Kengai - Semi-crop: Cabang utama terletak di bawah garis akar.
- Kengai - Cascade: Cabang utama terletak di bawah pot.
- Fukinagashi - Tersapu angin: Batang dan cabang-cabang berorientasi pada arah yang sama.
- Bunjingi / sastrawan - Literary: Gaya tersendiri dengan batang yang sangat ekspresif dan vegetasi yang terbatas.
- Neagari - Akar terbuka;
- Sharimiki / Sabamiki - Kayu mati;
- Ishitsuki - Ditanam di dalam batu;
- Ikadabuki - Pengelompokan;
- Sokan - Batang ganda;
- Sekijôju - Akar yang menempel pada batu;
- Yose-Ue - Bosque / Hutan;
- Kabudachi - Penanaman secara berkelompok.
Foto: Willy Evenepoel, Rosalba Tarazona dan Massmat